Jakarta - PPP terus menjalin komunikasi dengan semua ketum parpol. Namun demikian yang paling mencolok adalah pendekatan PPP ke PDIP dan Gerindra. Lalu ke mana arah koalisi PPP nantinya.
Dua tokoh sentral di PPP yakni Hamzah Haz dan Ketum Suryadharma Ali yang langsung melakukan pendekatan ke dua parpol tersebut. Bisa dibilang Hamzah Haz sudah kuat mengesankan mendukung koalisi pencapresan Jokowi sementara Suryadharma tanpa basa-basi menegaskan dukungan ke Prabowo.
Hamzah Haz yang saat ini menjabat anggota Dewan Pembina PPP didampingi Waketum Suharso Monoarfa melakukan penjajakan koalisi ke PDIP pada Senin (28/4/2014) kemarin. Hamzah dan Suharso langsung merapat ke kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Pertemuan ini menarik lantaran jarang sekali elite parpol yang langsung ditemui oleh Mega. Usai pertemuan tersebut, Hamzah Haz, Suharso, dan Ketua Bapilu PDIP Puan Maharani membuka peluang koalisi PPP-PDIP yang semakin menguat. Suharso bahkan menegaskan bahwa PPP adalah parpol pertama yang menetapkan Jokowi sebagai capres di Mukernas.
"Ada peluang untuk itu. Berdasarkan Mukernas di Bandung, partai yang pertama kali mengusulkan Jokowi menjadi capres itu PPP," kata Suharso.
Namun demikian saat Hamzah Haz dan Suharso merapat ke Jokowi, Suryadharma Ali malah menjalin pertemuan rahasia dengan capres Gerindra Prabowo Subianto. Suryadharma memang telah menyatakan 'cinta' ke Prabowo di tengah kampanye akbar Gerindra. Suryadharma juga sudah menyatakan ikrar mendukung Prabowo saat mengundang Ketua Dewan Pembina Gerindra itu ke DPP PPP.
Namun belakangan keputusan sepihak Suryadharma dianulir Majelis Syariah PPP. Mukernas PPP pun menyepakati koalisi dibahas oleh tim 9, termasuk di dalamnya Suryadharma Ali. Namun Suryadharma Ali tetap memilih mengarahkan koalisi PPP ke Gerindra.
Saya tetap (dukung) Prabowo, tetap Prabowo, kan itu hasil istikharah," kata Suryadharma saat ditemui di sela acara Musrembangnas di Gedung Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2014).
Suryadharma juga mengkritik pergerakan elite PPP ke parpol lain. "Itulah, menurut saya nggak boleh. Menurut mereka boleh, kan begitu kan. Silakan dinilai sendiri, nilai sendiri lah," tuturnya.
Lalu ke mana PPP bakal berlabuh, Jokowi atau Prabowo?
Komentar
Posting Komentar