Langsung ke konten utama

Brasil, di Antara Kekecewaan 1950 dan Harapan 2014




Jakarta - Menjadi negara tersukses di Piala Dunia, Brasil justru belum pernah jadi juara di negari sendiri. Piala Dunia 2014 tentu diharapkan bisa jadi momen buat melakukannya walaupun Brasil diminta lebih rendah hati dibandingkan kesempatan sebelumnya.

Dalam sejarah penyelenggaran Piala Dunia, Brasil sudah punya lima gelar juara (1958, 1962, 1970, 1994, 2002) yang mana sebuah jumlah terbanyak--Italia menjadi pengejar terdekat dengan empat gelar titel.

Namun demikian, Brasil belum pernah bisa merayakan manisnya gelar juara di negaranya sendiri. Pernah satu kali menjadi tuan rumah sebelum ini, tahun 1950, Tim Samba saat itu justru harus merasakan kekalahan pahit di partai final.

"Saat itu Brasil seperti sudah menjadi juara. Kami akan lebih berhati-hati kali ini dan menghormati lawan. Itu lebih baik ketimbang 1950," kata salah satu pemain legendaris Brasil, Pele, dalam wawancara dengan Bloomberg News.

Menurut Pele, sejarah memperlihatkan bahwa turnamen itu sulit diprediksi. Salah satu contoh pahit lain untuk Brasil adalah tim 1982 yang diperkuat pemain seperti Zico dan Falcao dan digadang-gadang akan jadi juara, kendatipun akhirnya kandas di fase grup kedua oleh Italia yang akhirnya jadi juara.

"Anda harus menghormati Piala Dunia yang merupakan sebuah kotak penuh kejutan," ujar Pele.

Bicara mengenai kenangan pertama saat menggelar Piala Dunia, Mario Zagallo--orang pertama yang menjuarai Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih--masih ingat benar betapa ia dan rekan-rekan senegaranya tenggelam dalam kecewa meskipun awalnya sangat percaya diri bisa tampil jadi kampiun di 1950
.
 "Ada 200 ribu penonton di stadion dengan sapu tangan putih, yang pada akhirnya menjadi sapu tangan besar untuk menyeka air mata kami karena kami menangis deras sekali hari itu," tutur Zagallo yang memenangi Piala Dunia 1958 dan 1962 sebagai pemain, dan melatih Brasil ke gelar juara tahun 1970.

Pada tahun 1950, Jules Rimet yang saat itu menjabat sebagai presiden FIFA konon sudah menyiapkan pidato dalam bahasa Portugis saking difavoritkannya Brasil. Tetapi pada akhirnya Rimet justru harus menyerahkan trofi juara kepada kapten Uruguay dengan seluruh penonton di Maracana terdiam membisu.

Tahun depan Brasil punya kesempatan kedua mengobati kekecewaan di tahun 1950, sekaligus menambah gelar juara, kendatipun Neymar cs niscaya tak boleh over pede sebagaimana telah diajarkan oleh pengalaman--dan kini juga diingatkan oleh Pele.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barcelona Tekuk Eibar 2-0

Eibar - Barcelona kembali ke jalur kemenangan di La Liga. Blaugrana memetik poin penuh usai menekuk tuan rumah Eibar dengan skor 2-0. Dalam lanjutan La Liga di Ipurua, Eibar, Sabtu (17/2/2018), Barca memimpin 1-0 hingga turun minum. Gol pemecah kebuntuan dicetak Luis Suarez pada menit ke-16. Meski Eibar harus bermain dengan 10 orang usai Fabian Orellana diganjar kartu merah di babak kedua, Barca kesulitan mencetak gol tambahan. Gol kedua mereka baru datang ketika waktu normal tersisa dua menit lewat kaki Jordi Alba. Barca sebelumnya sempat mendapatkan dua hasil seri secara beruntun di La Liga setelah ditahan imbang Espanyol 1-1 dan Getafe 0-0. Berkat kemenangan ini, Barca mengumpulkan 62 poin dari 24 pertandingan dan duduk di puncak klasemen sementara La Liga. Mereka unggul sepuluh poin atas Atletico Madrid yang jadi pesaing terdekat. Eibar menghuni peringkat ketujuh dengan 35 poin. Jalannya Pertandingan Eibar mencoba mengambil inisiatif serangan pada menit-menit awal...

Barcelona Vs Osasuna: Messi Bikin Gol, Los Cules Menang 4-0

Barcelona - Barcelona tampil trengginas saat menjamu Osasuna. Diwarnai satu gol Lionel Messi, Los Cules menang 4-0. Barcelona vs Osasuna adalah laga pekan ke-10 Liga Spanyol yang dihelat di Camp Nou, Minggu (29/11/2020) malam WIB. Barcelona tampil trengginas dan tak memberikan Osasuna kesempatan mengembangkan permainan. Keempat gol tuan rumah dibagi rata di dua babak, yakni Martin Braithwaite serta Antoine Griezmann di babak pertama. Sementara di babak kedua jadi jatah Philippe Coutinho dan Lionel Messi. Tambahan tiga poin ini membuat Barcelona naik ke posisi posisi ketujuh dengan 14 poin. Osasuna di posisi ke-15 dengan 11 poin. Jalannya pertandingan Barcelona kembali menurunkan Lionel Messi setelah absen di partai Liga Champions kontra Dynamo Kiev tengah pekan kemarin. Messi dipasangkan dengan Antoine Griezmann dan Martin Braithwaite di lini serang. Tiga pemain depan itu ditambah Philippe Coutinho sebagai gelandang serang membuat Osasuna kerepotan. Di menit ...

Gol Ramos di Menit ke-90 Buyarkan Kemenangan Barca

Foto: REUTERS/Albert Gea Barcelona - Laga El Clasico antara Barcelona dan Real Madrid berkesudahan imbang 1-1. Barca unggul lebih dulu, tapi Madrid selamat dari kekalahan berkat gol Sergio Ramos pada menit-menit akhir. Barca kembali diperkuat kaptennya, Andres Iniesta, pada pertandingan di Camp Nou, Sabtu (3/12/2016). Iniesta sudah pulih dari cedera lutut dan tampil sebagai pemain pengganti pada laga ini. Di kubu Madrid, Gareth Bale absen akibat cedera engkel, sementara Toni Kroos mengalami keretakan tulang metatarsal. Casemiro yang sudah kembali fit memulai laga dari bangku cadangan. Setelah babak pertama berakhir tanpa gol, Barca membuka skor pada menit ke-53 lewat sundulan Luis Suarez. Namun, keunggulan tersebut sirna justru ketika laga tinggal tersisa beberapa menit. Madrid berhasil menyamakan skor tepat pada menit ke-90. Ramos menjebol gawang Barca melalui sundulan kepalanya. Dengan hasil ini, Madrid tetap memimpin klasemen La Liga dengan perolehan 34 ...